Hakikat Keimanan Bagian 1 - Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr)
Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr
Hakikat Keimanan Bagian 1- Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (التوضيح والبيان لشجرة الإيمان), sebuah kitab buah karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr
Download kajian sebelumnya tentang Amalan-Alaman Yang Masuk Dalam Keimanan Bagian 2 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq Al-Badr)
Status program kajian kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman: Telah Selesai.
Ringkasan Hakikat Keimanan Bagian 1 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman Bagian 2
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١﴾ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ﴿٢﴾ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ ﴿٣﴾ وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ ﴿٤﴾ وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ ﴿٥﴾ إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ﴿٦﴾ فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ ﴿٧﴾ وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ ﴿٨﴾ وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ ﴿٩﴾ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ ﴿١٠﴾ الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿١١﴾
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-Mu’minun [23]: 1-11)
Ayat di atas, Allah menafsirkan iman dengan semua amalan-amalan yang telah disebutkan. Karena Allah subhanahu wa ta’ala di awal ayat telah mengabarkan tentang beruntungnya orang-orang yang beriman. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala memberikan sifat-sifat kepada mereka dengan sifat-sifat yang banyak. Dimulai dari sifat “orang yang khusyu’ dalam shalatnya” samapai akhir ayat di atas. Maka barangsiapa telah menyempurnakan sifat-sifat ini pada dirinya, dialah mukmin yang hakiki. Dialah seorang mukmin yang sejati. Dan inti dari sifat-sifat tadi adalah menunaikan kewajiban-kewajiban yang lahir maupun batin. Menjauhi segala yang diharamkan ataupun yang dimakruhkan. Inilah inti sifat-sifat kaum mukminin yang sejati. Setelah menyempurnakan sifat-sifat ini, maka mereka berhak mendapatkan surga Firdaus yang merupakan tingkatan tertinggi didalam surga Allah subhanahu wa ta’ala.
Ayat-ayat di atas juga tegas menyatakan bahwa iman mencakup aqidah, akhlak, amalan-amalan yang lahir maupun yang batin. Konsekuensi dari ayat-ayat ini adalah kesimpulan bahwa keimanan bisa bertambah dan bisa berkurang sesuai dengan adanya sifat-sifat ini pada diri seorang mukmin. Semakin banyak sifat-sifat ini ada dalam diri seorang mukmin, maka keimanannya semakin bertambah. Semakin sedikit sifat-sifat ini maka keimanannya semakin tipis dan lemah. Manusia dalam keimanan memiliki derajat yang berbeda. Sesuai dengan kadar dari sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karenanya, kaum mukminin terbagi menjadi tiga golongan. Yakni:
- Golongan pertama disebut سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ (sabiqun bil-khairat). Mereka yang terdepan dan paling dekat dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Siapakah mereka? mereka adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban, menjalankan amalan-amalan yang sunnah, mereka meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan, perkara-perkara yang dimakruhkan dan perkara-perkara yang mubah atau kurang penting.
- Golongan kedua adalah golongan yang disebut golongan الْمُقْتَصِدُ (al-muqtashid). Golongan yang di tengah-tengah. Mereka adalah orang-orang yang menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada mereka. Mereka juga meninggalkan perkara-perkara yang haramkan oleh Allah kepada mereka.
- Golongan ketiga adalah golongan yang disebut ظَالِمٌ لِنَفْسِه (dzhalim linafsihi). Mereka adalah kaum mukminin yang mendzalimi diri mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang meninggalkan sebagian yang diwajibakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada mereka. Mereka juga melakukan sebagian perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Pembagian golongan ini sebagaimana disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Yaitu dalam firmanNya:
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (Q.S Fatir [35]: 32)
Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama – Hakikat Keimanan Bagian 1 – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman Bagian 2
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum